Senin, 22 April 2013

Hama Kelelawar dan Tupai

Kelelawar dan Tupai Hama Pengganggu
Ketika tanaman mulai berbuah, Arifin harus lebih sering merawat tanaman kelengkengnya yang berada di samping rumahnya. Ia tidak rela jika buah kelengkeng yang masih kecil-kecil tersebut rusak akibat serangan kelelawar dan tupai.
Agar buah kelengkeng tidak rusak, Arifin membungkusnya dengan karung kelambu. Pembungkusan tersebut dilakukannya sejak masih bunga sampai buah bisa dipanen. "Kalau tidak dibungkus seperti ini,  bisa saja buahnya habis semuanya," katanya.

Arifin menjelaskan, dalam membudidayakan tanaman kelengkeng, kelelawar dan tupai merupakan musuh utama. Kelelawar tersebut biasanya menyerang ketika tanaman mulai berbunga sampai buahnya matang. Sementara itu, tupai merupakan hama yang mampu membuat kerusakan lebih parah.

Meskipun sudah dibungkus, kelengkeng bisa saja tetap habis dimakannya karena tupai bisa merusak kelambu pembungkusnya dengan melubangi pembungkus tersebut lebih dahulu.
Arifin mengaku pernah mengalami kerugian besar akibat serangan kelelawar dan tupai. Hal tersebut terjadi setahun yang lalu karena tidak sempat melakukan pembungkusan.

Dikatakannya, akibat serangan kelelawar, misalnya. Bakal buah yang masih kecil banyak yang rontok. Bekasnya banyak berserak di bawah pokoknya yang tingginya tidak lebih dari 2 meter. Kemudian, bakal buah yang masih berada di tangkainya gagal dipanen karena telanjur mengering.
Sama halnya yang diakibatkan oleh tupai. Tidak hanya buahnya, rantingnya banyak yang patah-patah. "Ya, dari kejadian itu, sekarang ini selalu saya bungkus terus kalau sudah mulai berbunga, nanti baru dibuka setelah bisa dipanen," katanya.

Ia mengakui bahwa pembungkusan tidak terlalu efektif menghalau munculnya serangan kelelawar dan tupai. Yang paling penting menurutnya dengan melakukan pengawasan. Dengan semakin sering datang dan mengamati buahnya, menurut Arifin, cukup efektif membuat kelelawar dan tupai tidak lagi menyerang. "Sesekali memang masih datang, tapi sudah banyak berkurang," katanya.
Karena itu, menurutnya, jika membudidayakan kelengkeng, maka sebaiknya juga menanam tanaman buah lainnya sehingga bisa mengalihkan kelelawar dan tupai dari kelengkeng. Tanaman tersebut bisa berupa pisang ataupun pepaya. "Pepaya dan pisang sebagai tanaman pelindung tanaman kelengkeng," katanya.

Tanaman pelindung tersebut, lanjut Arifin bisa ditanam mengelilingi tanaman kelengkeng. Selain menguntungkan dari sisi  memberi perlindungan tanaman kelengkeng dari serangan kelelawar dan tupai, bisa juga diambil manfaat buahnya ketika produksi buah berlebih. Dengan demikian, meskipun fungsinya sebagai  tanaman pelindung tetap bisa memberikan manfaat ekonomis alternatif. "Yang penting,  tanaman kelengkeng sebagai tanaman utama terselamatkan dari  serangan hama," katanya.( dewantoro)
Sumber : Medan Bisnis

0 komentar:

Posting Komentar